Slider

Business

Marketing

media

advertising

» » Kampung Wanita Tanpa Laki Laki

Normalnya setiap kampung pasti terdiri dari beberapa keluarga dimana akan terdapat jenis kelamin wanita dan juga laki-laki. Namun ternyata di dunia ini terdapat beberapa kampung ataupun desa yang memiliki keanehan dan keunikan tersendiri. Salah satunya adalah Kampung Wanita Tanpa Laki Laki. Pasti Anda bingung membayangkan bagaimana kehidupan di kampung-kampung ini jika tidak ada seorangpun laki-laki ditengah masyarakatnya. Dan nyatanya memang ada beberapa kampung yang seperti hal tersebut. Hanya ada wanita saja dan ternyata dari beberapa kampung tersebut kehidupan tetap berjalan dengan normal karena beberapa dari mereka percaya bahwa wanita memiliki rasa tanggung jawab yang lebih dari pada seorang laki-laki. Berikut ini adalah beberapa Kampung Wanita Tanpa Laki Laki yang kami rangkum untuk Anda.

Umoja Kenya
Komunitas yang diberi nama Umoja ini dibuat oleh 15 wanita pada tahun 1990. 15 wanita ini adalah orang-orang yang dulunya pernah diperkosa oleh tentara Inggris. Desa spesial ini menawarkan perlindungan dan harapan untuk wanita yang telah mengalami penganiayaan. Di tempat inilah para wanita mencari perlindungan dari kekerasan yang mereka alami seperti perkosaan, pernikahan yang dipaksakan, female genital mutilation atau mutilasi alat kelamin wanita, serta kekerasan rumah tangga. 


Para wanita di sini juga belajar banyak hal yang biasanya dilarang dilakukan seperti bekerja dan menghasilkan uang sendiri. Di Umoja, mereka bisa mendapatkan penghasilan mereka sendiri dan saat turis membeli perhiasan yang mereka buat, para wanita tersebut merasa sangat bangga. Hingga saat ini, usaha mendapatkan keadilan terutama bagi mereka yang diperkosa oleh tentara asing tidak membuahkan hasil. Namun bagi para wanita Umoja, hal yang terpenting bagi mereka adalah memiliki tempat aman untuk mereka dapat bertahan.

Noiva do Cordeiro Brazil
Siapa yang menyangka jika kota cantik yang seperti kota pada umumnya dengan kehidupan biasa ini ternyata hanya dihuni oleh wanita saja. Noiva do Cordeiro dihuni oleh kurang lebih 600 orang wanita yang berusia antara 20 hingga 35 tahun. Para pria tentu saja ingin mengunjungi kota ini. Namun tak semudah itu, peraturan ketat pun mereka buat agar para pria tak dapat dengan mudahnya dapat berkunjung ke kota ini. Didirikan pada akhir abad 19 oleh seorang wanita bernama Maria Senhorinha de Lima. Saat itu, Maria dipaksa menikah oleh orangtuanya dengan seorang pria. Karena dikucilkan akibat dicap sebagai penzina, akhirnya pada tahun 1891 ia pergi ke suatu daerah. Kota yang akhirnya ia beri nama Noiva do Cordeiro ini menjadi tempat tinggal Maria bersama dengan para wanita lajang yang ia rangkul untuk hidup bersamanya. 


Suatu ketika, ada seorang pria yang menikah dengan salah satu masyarakat Noiva do Cordeiro. Pria tersebut selalu mengatur apa yang harus dilakukan oleh istrinya. Ketika pria itu meninggal, para perempuan di Noiva do Cordeiro memutuskan bahwa mereka tak lagi harus menuruti semua perintah dari pria karena mereka dapat hidup dan membangun kota tanpa laki-laki. Disini ada beberapa di antara mereka sudah berkeluarga. Tetapi mereka datang ke kota ini hanya untuk bekerja sedangkan para suami dapat melepaskan rasa kangen hanya di akhir pekan saja.

Sakakah Arab Saudi
Berada di pinggir Kota Sakakah, Provinsi al-Jawf, barat daya Arab Saudi. Alasan penghuninya di Sakakah Arab Saudi ini hanya kaum wanita adalah karena ada pemisahan tegas antara hunian laki-laki dan perempuan di wilayah al-Jawf yang sangat puritan dalam beragama. Pengurus desa mengeluarkan ancaman bakal mengusir perempuan di desa itu yang tidak bersikap baik. Sasaran awal mereka adalah gadis berpenampilan seperti lelaki atau tomboi, serta yang memakai pakaian seronok. "Fenomena pendatang itu tidak mencerminkan budaya asli di desa ini. Sehingga perlu bagi kita buat membasminya," seperti tertulis di selebaran pengurus desa. Desa ini memang kebanjiran perempuan dari kota lain di Saudi karena keunikannya yang cuma berisi kaum hawa. Namun, penduduk asli mengaku tidak suka dengan para pendatang membawa budaya asing seperti pakaian yang memperlihatkan aurat serta musik-musik bising.

«
Next
Bài đăng Mới hơn
»
Previous
Bài đăng Cũ hơn

Không có nhận xét nào:

Leave a Reply